Pengambilan Keputusan dalam Berwirausaha
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah kewirausahaan
Dosen : Husen Saeful Anwar, S,Sos, M.Si
Kelompok III
Disusun oleh :
Anindiya Setiyanur 1148010038/ VII A
Ajeng Sri Utami 1148010024/VII A
Agung Saputra 1148010015/VII A
Putri Ismiatul Sholehah 1158010241/V F
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kewirausahaan. Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengambilan keputusan .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Husen Saeful Anwar, S,Sos, M.Si.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai Pengambilan Keputusan .
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Unutk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan 3
2.2. Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan 6
2.3 Teknik Pengambilan Keputusan 9
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 23
3.2 Saran....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang semakin aktif.
Keterampilan membuat keputusan merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manager, terutama bagi kelompok manager atas (top manager). griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. pertama, seorang manager harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. kedua, manager harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. dan terakhir, manager harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
Setiap orang dapat pula menginginkan perubahan dalam perjalanan hidup mereka, yang memutuskan untuk berubah, sudah tentu menghadapi resiko dan tantangan. Untuk orang yang ingin berubah, ia meyakini dalam berpikir untuk tidak terlalu cemas menghadapi masa depan. Keberanian mengambil keputusan menjadi wirausaha, sudah tentu berdasarkan pertimbangan yang mendalam dari satu keinginan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Merebut kesempatan yang ada disekeliling kita, kita meyakini pula memiliki kemampuan memanfaatkan otak untuk pandai melihat, mengenalinya serta mengikuti perkembangannya. Jadi memaksimumkan peluang masa datang pada orang sebanding dengan kecakapan, kemauan bertindak, kemauan memandang jauh, pengalaman dan pengetahuan mereka tentang dunia usaha.
Kemampuan untuk merealisasikan keputusan atas kesempatan datang sekali dan tidak jarang pula banyak orang mengatakan kurang kesempatan baginya, atau dengan kata lain ia membela diri bahwa dirinya tidak pernah mendapat kesempatan.
Oleh karena itu sekali keputusan yang diambil menjadi wirausaha, maka saat ini dan seterusnya tidak pernah akan ada kesempatan untuk memaksimumkan peluang-peluang yang ada, kecuali anda meyakini benar bahwa jangan cemas menghadapi masa depan dengan kemauan yang keras untuk mewujudkannya melalui satu proses membangun kebiasaan yang efektif. Maka dari itu makalah ini mengambil judul pengambilan keeputusan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan ?
2. Bagaimanakah dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan ?
3. Bagamaina teknik pengambilan keputusan dilakukan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan
3. Untuk menegtahui teknik pengambilan keputusan dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang akan diambil harus memperhatikan aspek-aspek yang terlibat, karena keputusan yang akan kita ambil tidak hanya melibatkan kita saja, tetapi berkaitan dengan aspek lain yang tidak dapat dipisahkan.Pengambilan keputusan usaha biasanya muncul apabila terjadi konflik masalah.
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah kewirausahaan
Dosen : Husen Saeful Anwar, S,Sos, M.Si
Kelompok III
Disusun oleh :
Anindiya Setiyanur 1148010038/ VII A
Ajeng Sri Utami 1148010024/VII A
Agung Saputra 1148010015/VII A
Putri Ismiatul Sholehah 1158010241/V F
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kewirausahaan. Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengambilan keputusan .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Husen Saeful Anwar, S,Sos, M.Si.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai Pengambilan Keputusan .
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Unutk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan 3
2.2. Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan 6
2.3 Teknik Pengambilan Keputusan 9
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 23
3.2 Saran....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang semakin aktif.
Keterampilan membuat keputusan merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manager, terutama bagi kelompok manager atas (top manager). griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. pertama, seorang manager harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. kedua, manager harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. dan terakhir, manager harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
Setiap orang dapat pula menginginkan perubahan dalam perjalanan hidup mereka, yang memutuskan untuk berubah, sudah tentu menghadapi resiko dan tantangan. Untuk orang yang ingin berubah, ia meyakini dalam berpikir untuk tidak terlalu cemas menghadapi masa depan. Keberanian mengambil keputusan menjadi wirausaha, sudah tentu berdasarkan pertimbangan yang mendalam dari satu keinginan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Merebut kesempatan yang ada disekeliling kita, kita meyakini pula memiliki kemampuan memanfaatkan otak untuk pandai melihat, mengenalinya serta mengikuti perkembangannya. Jadi memaksimumkan peluang masa datang pada orang sebanding dengan kecakapan, kemauan bertindak, kemauan memandang jauh, pengalaman dan pengetahuan mereka tentang dunia usaha.
Kemampuan untuk merealisasikan keputusan atas kesempatan datang sekali dan tidak jarang pula banyak orang mengatakan kurang kesempatan baginya, atau dengan kata lain ia membela diri bahwa dirinya tidak pernah mendapat kesempatan.
Oleh karena itu sekali keputusan yang diambil menjadi wirausaha, maka saat ini dan seterusnya tidak pernah akan ada kesempatan untuk memaksimumkan peluang-peluang yang ada, kecuali anda meyakini benar bahwa jangan cemas menghadapi masa depan dengan kemauan yang keras untuk mewujudkannya melalui satu proses membangun kebiasaan yang efektif. Maka dari itu makalah ini mengambil judul pengambilan keeputusan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan ?
2. Bagaimanakah dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan ?
3. Bagamaina teknik pengambilan keputusan dilakukan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan
3. Untuk menegtahui teknik pengambilan keputusan dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang akan diambil harus memperhatikan aspek-aspek yang terlibat, karena keputusan yang akan kita ambil tidak hanya melibatkan kita saja, tetapi berkaitan dengan aspek lain yang tidak dapat dipisahkan.Pengambilan keputusan usaha biasanya muncul apabila terjadi konflik masalah.
Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama dari seorang wirausahawan dalam mengelola bisnisnya. Kegiatan pengambilan keputusan ini sering menjadi kegelisahan tersendiri bagi seorang wirausaha, hal ini disebabkan keputusan yang dibuat akan mengikat seluruh komponen dalam perusahaan untuk melaksanakan hasil keputusan tersebut.
Membuat keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri yang akan semakin berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika seorang Wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis. Di sini seorang Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya. Seorang wirausaha diharapkan lebih aktif dalam dan lebih kreatif, karena ia harus membuat keputusan (decision making) tanpa bantuan data-data kuantitatif (data berbentuk angka-angka) atau dukungan staf yang berpengalaman.
Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan diambil tindakan pembetulannya.
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan pemilihan yang rasional dalam tindakannya. Mengapa harus rasional? Karena seseorang berfikir atau memutuskan secara rasional. Hal ini dimaksudkan dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui keadaan tertentu itu secara jelas, sebelum kita mengatakan bahwa orang telah bertindak atau memutuskan secara rasional. Pertama-tama kita harus mendapatkan beberapa sasaran, yang tidak dapat dicapai tanpa tindakan yang positif. Kedua kita harus jelas mengartikan sasaran yang dapat dicapai dalamkeadaan yang demikian dan dengan keterbatasannya. Ketiga kita harus mengetahui informasi dan mempunyai kemampuan untuk menganalisa dan menilai alternatif dalam usaha mendapatkan sasaran. Keempat, kita harus mempunyai kehendak yang sungguh-sungguh dengan pemilihan alternatif yang dapat memuaskan pencapaian sasaran yang sebaik-baiknya. Kesukaran yang pokok daripada pengambilan keputusandan pelaksanaan tugas pokoknya adalah menentukan mana yang menjadi masalah yang utama (core problems) dan masa yang menjadi masalah kedua (secondary problem ) misalnya ditentukan bahwa masalah utama menjadi penghambat kelancaran pelaksanaan tugas ialah kekurangan sumber keuangan. Akan tetapi setelah diselidiki lebih mendalam karena kurangnya kebijaksanaan yang baik terhadap sistem alokasi dana. Berdasarkan atas kasus tersebut maka kurangnya sumber keuangan menjadi masalah kedua, ssedengkan kurang baiknya kebijaksanaan dalam sistem alokasi dana menjadi masalah utama .
Keputusan dapat di jelaskan sebagai hasil pemecahan masalah,selain itu juga harus di dasari atas logika da pertimbangan, alternative terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah di tetapkan.Keputusan adalah suatu pilihan yang diambil di antara satu atau lebih pilihan yang tersedia. Secara garis besar, keputusan digolongkan menjadi 2 cara, yaitu keputusan rutin dan keputusan insidential.
·Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan terus-menerus ada (rutin),contohnya APBN dan pembayaran gaji. Keputusan insidential (tidak rutin) adalah keputusan yang sifatnya sekali-kali, diambil pada saat khusus/tertentu dan tidak bersifat rutin. Contohnya, seorang wirausaha ingin membuka cabang di luar kota.
Dalam mengambil keputusan, baik yang rutin maupun insidential, ada metode yang bisa digunakan wirausahawan, yaitu :
Metode tradisional adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada intuisi (perasaan) dan kebiasaan.
Metode modern adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada perhitungan matematis dengan statistik dan penggunaan instrumen modern seperti komputer, dengan pengetahuan bisnis modern.
Banyak keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi perusahaan, diantaranya :
a. Bagaimana membuat suatu produk
b. Bagaimana memelihara mesin
c. Bagaimana menjamin kualitas produk
d. Bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan.
Setiap organisasi memiliki tingkatan pengambilan keputusan. Tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan menunjuk pada manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah.
Walaupun seorang wirausaha memiliki tanggung jawab, tidak berarti dalam pengambilan keputusan wirausahawan tidak membutuhkan orang lain. Seorang wirausaha bisa meminta nasihat, saran dan masukan untuk pengambilan keputusan agar lebih baik.
Agar dalam pengambilan keputusan dalam organisasi bisa diterima oleh semua pihak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Konsensus , persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang teribat di dalamnya.
b. Kompromi, menggabungkan beberapa alternatif keputusan sehingga didapat keputusan yang terbaik dan disetujui oleh semua pihak.
c. Konsolidasi melakukan penguatan dan pematangan terhadap keputusan yang dianggap paling baik dan diterima seluruh pihak.
d. Mediasi, menyelesaikan perbedaan dengan mengundang pihak ketiga sebagai penengah.
e. Atbitrasi, menyelesaikan perbedaan dengan pihak ketiga yang lebih tinggi dalam hal bisa oleh pengadilan.
2.2 Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar (reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan :
- Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek
- Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
- Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik
Kelemahan :
- Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik
- Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya
- Dasar-dasar lain dalam pengambil keputusan seringkali diabaikan
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan yang di buat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
- Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
- Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
- Memiliki daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan :
- Dapat menimbulkan sifat rutinitas
- Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
- Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
5. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Kejelasan masalah
- Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
- Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
- Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
- Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
2.3 Teknik Pengambilan Keputusan
Kemampuan membuat keputusan dan keberanian mengambil resiko adalah salah satu unsur pokok dalam kewirausahaan. Seorang wirausahawan berarti pembuat keputusan (decosion maker) dalam berbagai peristiwa yang menyangkut kehidupan perusahaannya. Adakalanya wirausahawan dihadapkan pada permasalahan yang harus dengan cepat, tepat dan cermat diatasi dan dicarikan pemecahannya, saat itulah keputusan yang baik harus diambil.
Dalam mengambil suatu keputusan diperlukan sekali sikap yang bijaksana, tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan dan tidak juga terlalu lama tetapi secara bijaksana dan adil. Adil dalam mengambil keputusan mutlak harus ada pada seorang wirausahawan, jangan pernah adanya ketidakadilan, karena ketidakadilan akan melahirkan kesewenang-wenangan dan pilih kasih. Jika itu terjadi maka keadaan bisnis akan semakin kacau karena perbuatan tersebut akan melahirkan banyak sekali sikap negatif yaitu, iri, dendam, kemalasan karyawan dalam bekerja diakibatkan tidak adanya keadilan dan pekerjaan tidak akan maksimal.
Pada dasarnya keputusan pertama yang sangat penting dan strategis yang dibuat wirausahawan adalah keputusan berusaha untuk mendapatkan penghasilan dengan mendirikan dan mengelola serta mengembangkan perusahaan. Banyak orang pintar dan kreatif yang mau bekerja keras, tetapi sedikit di antaranya yang berani dan merasa yakin akan lebih berhasil dalam hidupnya dengan merintis dan mendirikan perusahaan. Pada umumnya mereka lebih memilih kehidupan sebagai pegawai atau karyawan, terutama karena resikonya lebih kecil dibanding kehidupan wirausahawan. Sedangkan mereka tidak pernah berpikir bahwasanya wirausaha adalah jalan yang terbaik untuk menggapai suatu kesuksesan. Karena dengan wirausaha maka seseorang berbuat kebaikan baik itu untuk dirinya maupun orang lain, karena dia memenuhi kebutuhan masyarakat.
Masalah-masalah dalam usaha datang silih berganti, sehingga seorang wirausahawan akan terus-menerus terlibat dengan berbagai pengambilan keputusan.
Pada dasarnya pengembilan keputusan oleh seorang wirausaha didasarkan atas tiga pendekatan, yaitu :
Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional dalam pengambilan sebuah keputusan adalah pengambilan keputusan yang didasarkan atas logika bisnis yang wajar dengan menganalisa berbagai fakta yang ada. Sebagai misal; Karena permintaan (order) atas produk meningkat, maka Anda harus meningkatkan volume atau kapasitas produksi dengan cara membeli mesin baru, menambah jumlah karyawan atau melaksanakan lembur.
Pendekatan rasional ini juga didasarkan atas pertimbangan teoritis. Kebanyakan yang menggunakan pendekatan ini mereka para wirausahawan (pengusaha) yang memiliki Basik Akademisi. Mereka memang sudah memiliki dasar pengetahuan manajerial yang baik, paling tidak mereka memiliki kerangka berfikir yang analisis. Sedangkan bagi kebanyakan pengrajin atau mereka yang tidak memiliki pengetahuan manajerial yang cukup, lebih mengandalkan pendekatan yang kedua yakni pendekatan pada naluri atau instink.
2. Pendekatan Naluri/Instink
Pendekatan yang berorientasi pada naluri lebih banyak berdasarkan atas pengalaman-pengalaman yang selama ini dijalaninya
biasanya pada bulan ‘Besar’ (kalender Jawa), karena pada bulan tersebut orang banyak melangsungkan acara pernikahan, dan sebagainya.
3. Pendekatan Kombinasi
Pendekatan kombinasi antara rasional dan naluri adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan aspek rasional maupun irasional. Cara kombinasi tersebut adalah cara yang lebih banyak dipakai dalam praktek, terutama oleh para wirausahawan terutama karena cara tersebut lebih praktis dan juga lebih cepat. Seperti diketahui keberanian dan kecepatan dalam membuat keputusan merupakan kunci keberhasilan seorang wirausahawan, hal ini dimaksudkan agar tidak kalah dalam menangkap dan merebut peluang bisnis yang kadang datangnya tidak diduga.
Hakikat dari pembuatan keputusan merupakan pemilihan alternatif dalam pemecahan masalah, untuk itu sebelum keputusan dibuat sebaiknya :
1. Rumusan masalah yang dicapai harus jelas dengan mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai.
2. Mencari dan mengembangkan kemungkinan alternatif yang akan dipilih.
3. Memilih alternatif yang paling tepat dan atau yang cukup memuaskan dan mengandung kebaikan untuk berbagai pihak.
4. Menetapkan alternatif yang dipilih secara mantap dan selanjutnya menyiapkan langkah-langkah untuk melaksanakannya.
Kesulitan utama dalam pemilihan alternatif biasanya karena masing-masing alternatif mengandung kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang berbeda-beda. Alternatif mana yang akan diambil dan dipilih oleh seorang wirausahawan, akan sangat tergantung pada keteguhan sikap dalam menghadapi resiko. Dengan demikian keteguhan sikap dan kemantapan terhadap keputusan apa yang akan dibuat harus dimiliki, terutama keteguhan dan kemantapan sikap dalam penentuan prioritas tujuan yang akan dicapai.
Walaupun alternatif yang lebih menguntungkan dan memberikan kontribusi yang banyak maka sudah sepantasnyalah bagi wirausahawan untuk memilih alternatif yang mengandung banyak kebaikan bagi berbagai macam pihak. Karena dengan demikian maka usaha yang dijalani akan mendapatkan kepercayaan dari berbagai macam pihak, baik itu dari internal ataupun eksternal perusahaan, yang demikian itu akan mempengaruhi keberlangsungan usaha tersebut dan yang lebih penting lagi tidak ada yang merasa dianiaya sedikitpun karena disebabkan merasa dirugikan akan tetapi malah merasa senang dengan apa yang sudah diputuskan dengan tepat.
Setiap organisasi memiliki tingkatan pengambilan keputusan. Tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan menunjuk pada manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah.
Walaupun seorang wirausaha memiliki tanggung jawab, tidak berarti dalam pengambilan keputusan wirausahawan tidak membutuhkan orang lain. Seorang wirausaha bisa meminta nasihat, saran dan masukan untuk pengambilan keputusan agar lebih baik. Agar dalam pengambilan keputusan dalam organisasi bisa diterima oleh semua pihak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Konsensus , persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang teribat di dalamnya.
b. Kompromi, menggabungkan beberapa alternatif keputusan sehingga didapat keputusan yang terbaik dan disetujui oleh semua pihak.
c. Konsolidasi, melakukan penguatan dan pematangan terhadap keputusan yang dianggap paling baik dan diterima seluruh pihak.
d. Mediasi, menyelesaikan perbedaan dengan mengundang pihak ketiga sebagai penengah.
e. Atbitrasi, menyelesaikan perbedaan dengan pihak ketiga yang lebih tinggi dalam hal bisa oleh pengadilan.
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan wirausahawan didefinisikan sebagai langkah yang diambil pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah, yaitu dengan mengenali terlebih dulu apa masalahnya.
b. Mencari alternatif pemecahan, yaitu dengan memerhatikan masalah efisiensi dan efektivitas dan mencari alternatif sebanyak-banyaknya, kemudian susun menurut keinginan.
c. Memilih alternatif, yaitu dengan mengambil satu diantara alternatif yang memberikan cara yang paling efektif dan efisien.
Untuk menentukan keputusan, ada tiga langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pemilihan keputusan, yaitu:
1) Memperhitungkan secermat mungkin dampak dari setiap pilihan alternatif.
Memperhitungkan seberapa besar kemungkinan dampak yang terjadi.
1) Menjadikan tujuan sebagai pedoman.
d. Pelaksanaan alternatif, saatnya untuk melaksanakan ke dalam bentuk tindakan dan sesuai dengan perencanaan.
e. Evaluasi, proses pelaksanaan harus diamati dan diawasi agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Proses Pengambilan Keputusan
a. Pengantar
Gambar berikut menunjukkan sebuah pendekatan tipikal terhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Proses tersebut diawali dengan identifikasi problem yang dihadapi, dan ia berakhir dengan evaluasi dari solusi-solusi yang diimplemrntasi. Kelima macam langkah dalam pendekatan ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi
2. Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan
3. Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang diinferensi
4. Menerapkan solusi tersebut
5. Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapa
Langkah ketiga dalam model yang disajikan mencakup sebuah "Check point" inklusif, sebagai cara untuk memverifikasi aspek- aspek etikal suatu keputusan, sebelum tindakan-tindakan dilaksanakan. (lihat gambar 6)
Langkah 1: Laksanakan Identifikasi dan Rumuskan Problem yang Bersangkutan
Langkah pertama berupa menemukan dan merumuskan problem yang bersangkutan, merupakan suatu tahapan pengumpulan informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-pertimbangan.
la kerap kali diawali dengan munculnya sejumlah simptom- simptom masalah yang mengisyaratkan adanya suatu penyimpangan dalam eflsiensi kinerja atau peluang. Tujuan sang manajer atau entrepreneur pada tahapan ini adalah menilai dengan tepat situasi yang muncul. la perlu melihat jauh melampaui simptom-simptom yang ada, guna mengetahui apa yang salah, atau bagaimana dapat diterapkan perbaikan-perbaikan. Harus diperhatikan benar-benar agar supaya bukanlah simptom yang ditangani, hingga oleh karenanya masalah sesungguhnya terabaikan. Contoh Hanya sekedar memarahi seorang bawahan yang tidak masuk kantor, tidaklah memecahkan masalah yang ada di belakang layar, berupa ketidakpuasan sang karyawan yang diberi tugas baru.
Tindakan mencari problem, mencakup upaya mengidentifikasi celah-celah antara kondisi yang berlaku dan kondisi yang diharapkan Setelah itu diupayakan untuk mencari kausa yang menyebabkannya. Para manajer dan entrepreneur yang mahir menemukan problem- problem, secara kontinyu mencari dan menelusuri lingkungan untuk mendapatkan indikator-indikator yang menyebabkan timbulnya deflsiensi atau peluang-peluang bagi kinerja
Cara dengan apa scsuatu masalah dirumuskan, secara orisinal, dapat menimbulkan dampak penting atas cara masalah tersebut dipecahkan. Ada tiga macam kckeliruan yang mungkin timbul pada langkah kritikal ini dalam proses pemecahan masalah. Kekeliruan nomor 1 adalah : merumuskan masalah yang dihadapi secara terlampau luas atau terlampau sempit. Apabila kita menggunakan sebuah contoh klasik yang menyatakan ."...Konstruksilah sebuah perangkap tikus yang lebih baik.. " , mungkin lebih tepat apabila hal tersebut dirumuskan dalam wujud kata-kata : ..Basmi tikus Maksudnya adalah para manajer dan entrepreneur perlu merumuskan masalah-masalah mereka dengan cara sedemikian rupa, hingga mereka mendapatkan rentang terbaik pilihan-pilihan pemecahan masalah.
Kekeliruan nomor 2 adalah : Memfokuskan perhatian pada simptom-simptom dan bukan pada sebab-sebab atau penyebab- penyebab timbulnya masalah yang bersangkutan. Simptom-simptom merupakan indikator adanya masalah tertentu, tetapi, hendaknya mereka jangan dianggap sebagai masalah itu sendiri. Para manajer dan entrepreneur harus berkemampuan untuk mendeteksi simptom- simptom masalah. (misalnya : merosotnya kinerja kerja). Tetapi daripada menangani simptom-simptom, (seperti misalnya merangsang upaya untuk meningkatkan kinerja), para manajer perlu menangani penyebab-penyebab pokok (misalnya : menemukan kebutuhan sang karyawan untuk diberi latihan dalam hal menggunakan sebuah sistem komputer baru yang kompleks).
Kekeliruan nomor 3 adalah : memilih masalah yang keliru untuk diselesaikan. Para manajer dan entrepreneur perlu menetapkan prioritas-prioritas dan hanya menangani masalah-masalah yang paling penting terlebih dahulu. Mereka juga harus memberikan prioritas pada masalah-masalah yang benar-benar dapat dipecahkan.
Langkah 2 (Dua) : Ciptakan dan Evaluasi Solusi-Solusi Alternatif
Setelah masalah selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya, orang dapat merumuskan sebuah atau beberapa buah soluasi potensial untuknya. Pada tahap ini, orang mengumpulkan lebih banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra berbagainpilihan tindakan identifikasi.
Upaya untuk melokasi, mengklarifikasi, serta mengevaluasi solusi-solusi alternative, bersifat kritikal bagi keberhasilan pemecahan masalah. Keterlibatan orang lain sangat penting dalam upaya memaksimasi dan dibentuknya komitmen. Hasil akhir akan sama baiknya seperti halnya kualitas solusi-soluasi alternative yang dimunculkan pada langkah ini. Makin baik kumpulan alternatif maka besar kemungkinan dapat dicapainya suatu solusi yang baik.
Kekeliruan lazim yang dapat terjadi pada tahapan ini mencangkup misalnya, dipilihnya solusi khusus terlampau cepat, dapat menyebabkan timbulnya dampak sampingan yang merugikan. Analisis tentang alternatif-alternatif harus dapat mengungkapkan betapa baiknya masing-masing rangkaian tindakan berkaitan dengan problem yang dihadapi, dan perlu juga diperhatikan lingkungan di dalam mana problem tersebut berada dan ia mungkin sekali berada dalam linkungan adanya risiko atau adanya ketidakpastian, seperti pernah dibahas sebelumnya.
Ada sejumlah kriteria tipikal yang dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada yaitu :
• Manfaat (benefits) – apa sajakah manfaat digunakannya alternatif yang bersangkutan guna memecahkan suatu kondisi difisiensi, atau dimanfaatkannya sebuah peluang yang muncul?
• Biaya (costs) – apa sajakah biaya untuk mengimplementasikan alternatif yang bersangkutan, termasuk di dalamnya investasi sumber-sumber daya langsung, maupun adanya dampak sampingan potensial yang negatif?
• Jangka waktu (Timeliness) --berapa cepatnya manfaat-manfaat dapat diraih di samping dicapainya dampak positif ?
• Diterimanya alternatif yang bersangkutan (acceptability) – hingga tingkat manakah alternatif tersebut akan diterima dan ditunjang oleh mereka yang harus bekerja dengannya ?
• Sehatnya alternatif tersebut secara etikal (ethical soundness) --bagaimana baiknya alternatif yang akan dipilih memcnulii kriteria etikal yang ditetapkan, dipandang dari sudut berbagai macam pihak yang berkepentingan.
Ada sebuah evaluasi dasar yang mencakup apa yang dinamakan orang ; analisis biaya manfaat (cost-benefit analysis). Di sini orang membandingkan berapa biaya sebuah alternatif clikaitkan dengan manfaat yang menurut ekspektasi akan clicapai. Pada tingkat minimal, manfaat dari sudut alternatif yang dipilih harus lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang berhubungan dengannya.
d. Langkah 3 : Pilihlah Sebuah Solusi dan Laksanakan Pengecekan Ulang Etika
Pada titik ini, telah diambil sebuah keputusan, guna memilih rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal terscbut dilakukan, dan oleh siapa, perlu diselesaikan secara berhasil pada tnasing-masing pada tertentu, altenatif terbaik dipilih dengan jalan menggunakan sebuah kriterium biaya-manfaat pada kasus-kasus lain, mungkin kriteria dihasilkan dan dievaluasi, perlu dilaksanakan pilihan mereka. Hal inilah merupakan titik pengambilan keputusan akhir.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar (reliable) dan tepat waktu (timeliness). Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan diambil tindakan pembetulannya.
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan pemilihan yang rasional dalam tindakannya. Setiap keputusan yang akan diambil harus memperhatikan aspek-aspek yang terlibat, karena keputusan yang akan kita ambil tidak hanya melibatkan kita saja, tetapi berkaitan dengan aspek lain yang tidak dapat dipisahkan.Pengambilan keputusan usaha biasanya muncul apabila terjadi konflik masalah.
. Kegiatan pengambilan keputusan ini sering menjadi kegelisahan tersendiri bagi seorang wirausaha, hal ini disebabkan keputusan yang dibuat akan mengikat seluruh komponen dalam perusahaan untuk melaksanakan hasil keputusan tersebut.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Peengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi calon wirausaha semoga dengan materi ini dapat membatu dalam membuat keputusan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Handayaningrat, Soewarno. 1980. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : NV Sapdodadi
Luthans F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta:Andi.
Setiadi N J, 2008. Bussiness Economics and Managerial Decision Making, Jakarta:Kencana.
Fahmi,irham, 2015. Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung:Alfabeta.
sangat bermanfaat. terimakasih
BalasHapusSama2 :)
BalasHapusmana gambarnya :(
BalasHapusv
BalasHapus